Minggu, 14 Desember 2014

Pembeli getah Gaharu

Pembeli getah Gaharu
Pembeli getah Gaharu Kepada Rekan-rekan Penyuling Getah atau resin Khususnya dari Kayu merauke Papua baik dari kayu TGA maupun TGC ( khusus di probolinggo atau daerah lainnya) . Kami siap menampung getah yang anda suling dengan sistem kontrak. Adapun Syarat kerjasama Pembelian dengan kami adalah sebagai berikut:
  1. Getah / Resin Hasil Sulingan HARUS MURNI ( tidak Memakai Pemberat)
  2. Jika setelah DI TEST, getah hasil sulingan ada Pemberat atau tidak Murni SUDAH PASTI DI BLAKLIS SELAMANYA - diinfokan ke semua jaringan bisnis kami
  3. Kontrak Minimum 50 kg per bulan
Jika anda sanggup menyediakan getah gaharu merauke yang murni atau resin gaharu merauke murni minimum 50 kg/ bulan,  silahkan kontak kami untuk konfirmasi di 0812 2008 2050.

Lakukan Bisnis dengan Jujur dan Niat Baik Untuk Maju, Walau pun Kecil Insya Allah nanti akan menjadi besar. Jangan pernah sekalipun ada niat untuk menipu orang lain karena itu akan kembali kepada diri anda sendiri. 

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
































------------------------------------------------------------------------------
Pembeli getah Gaharu Menurut Wardane (2003) dalam Prawoto dan Avonti (2004), suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah bunga yang harus dibayar per unit waktu. Dengan kata lain, masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam uang. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1995:197) dalam Wardane, suku bunga adalah biaya untuk meminjam uang, diukur dalam Dolar per tahun untuk setiap Dolar yang dipinjam.  Menurut Keynes, dalam Wardane (2003), tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun  tergantung pada tingkat bunga (bila tingkat bunga naik maka surat berharga turun dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau gain. Suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu: 
    1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini  merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan. 
    2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi. 

Pembeli getah Gaharu Dalam Kamus Akuntansi (1996:69), disebutkan bahwa Interest (bunga, kepentingan, hak) merupakan: 
    1. Beban atas penggunaan uang dalam suatu periode, dan 
    2. Suatu pemilikan atau bagian kenyataan dalam suatu perusahaan,  usaha dagang, atau sumber daya. Unsur-unsur di dalam tingkat suku bunga, meliputi : 
    1. Syarat jatuh tempo  Berbagai pinjaman mempunyai syarat atau jatuh tempo. Pinjaman  terpendek adalah pinjaman satu malam. Surat-surat berharga jangka pendek biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun. Surat-surat berharga jangka panjang umumnya memberikan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan jangka pendek.  Ada pinjaman yang pada hakikatnya tidak memiliki risiko, sementara  lainnya sangat bersifat spekulatif. Obligasi-obligasi dan tagihan-tagihan  pemerintah didukung dengan penuh kepercayaan, oleh kredit dan kekuatan pajak dari pemerintah. Unsur-unsur ini dapat dipercaya karena bunga pinjaman pemerintah akan benar-benar dibayar. Risiko menengah terdapat pada pinjaman atas kredit-kredit perusahaan yang kondisinya baik. Sedangkan investasi yang berisiko mempunyai peluang gagal atau tidak dibayar yang sangat tinggi termasuk investasi pada perusahaan yang hampir bangkrut. 
    3. Likuiditas 
Pembeli getah Gaharu Aktiva akan disebut “likuid“ apabila dapat ditukarkan dengan kas secara  cepat dan hanya menimbulkan kerugian nilai yang sedikit. Sebagian besar surat berharga, termasuk saham biasa, obligasi perusahaan dan pemerintah, dapat diukur dengan kas secara cepat mendekati nilai sekarangnya. Aktiva-aktiva tidak likuid termasuk aktiva-aktiva unik yang tidak memiliki pasar yang berkembang baik.  Biaya-biaya administrasi, waktu serta ketelitian yang diperlukan untuk administrasi berbagai jenis pinjaman, sangatlah berbeda. Pinjaman dengan biaya administrasi yang tinggi akan mempunyai bunga 5 sampai 10 persen per tahun lebih besar dari tingkat bunga lainnya. 
Di dalam metodologi penelitian dikenal ada sebuah variabel yang disebut dengan dummy variable. Variabel ini bukan jenis lain dari variabel dependen-independen, namun menunjukkan sebuah variabel yang nilainya telah ditentukan oleh peneliti. Variabel ini berfungsi untuk memisahkan sesuatu yang diukur atas dasar kelompok atau kategorinya. Menurut Donald Cooper dan Pamela Schindler (2000), dummy variable adalah sebuah variabel nominal yang digunakan di dalam regresi berganda dan diberi kode 0 dan 1.
Penggunaan dummy variable biasanya dimaksudkan untuk melakukan pengkodean pada variabel independen yang berupa klasifikasi (kategorik/nonmetrik/nonnumerik). Variabel dummy banyak digunakan pada regresi crosssection maupun analisis runtun waktu (www.wahana-statistika.com ).

2.1.9. Pengaruh Kinerja Perbankan Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito 
2.1.9.1. Pengaruh CAR Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Pembeli getah Gaharu CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. CAR adalah rasio kecukupan modal yang merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Semakin kecilnya CAR, sebagian perbankan tidak bisa lagi menjalankan kegiatan operasionalnya. Rendahnya CAR secara langsung akan menyebabkan corporate value dari perbankan menurun di pasar bursa. Agregasi dari hal ini akan menyebabkan sentimen yang kurang baik pada pasar yang secara umum akan membawa perekonomian kearah resesi. (Almilia, 2006) Penelitian yang dilakukan Sudarmadi (2009) terhadap 12 Bank Persero di Indonesia yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), ROA (Return On Assets) dan LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dua belas bulan untuk kategori Bank Persero di Indonesia, dengan periode pengamatan selama 3 tahun, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 secara triwulan. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial adanya pengaruh yang signifikan dari variabel CAR terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka dua belas bulan pada Bank Persero di Indonesia.
2.1.9.2. Pengaruh ROA Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito 
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Utomo (2006) terhadap Bank Umum yang ada di Indonesia yang masih beroperasi selama tahun
1999 hingga 2003, dapat menyimpulkan adanya pengaruh signifikan antara ROA terhadap penetapan tingkat suku bunga deposito. Hasil ini menunjukkan setiap kali ada perubahan pada ROA maka bank-bank umum harus segera melakukan perubahan pada tingkat suku bunga deposito dua belas bulannya
2.1.9.3. Pengaruh LDR Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito
Pembeli getah Gaharu H. Imam syakir (1995) dalam penelitiannya yang mengambil judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan tingkat suku bunga deposito pada bank-bank umum pemerintah dan bank-bank umum swasta nasional di Indonesia (pasca deregulasi 27 Oktober 1988) mencoba mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi dan faktor yang berpengaruh paling dominan dalam penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan.  Variabel dependent dalam penelitian Imam adalah tingkat bunga deposito berjangka satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan pada bank-bank umum pemerintah dan bank-bank umum swasta nasional. Sedangkan variabel dependentnya adalah jumlah uang yang beredar (M2) atau likuiditas perekonomian, tingkat inflasi, pendapatan domestik bruto (PDB) riil, LDR (Loan to Deposit Ratio), SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate), kurs US$ terhadap rupiah, likuiditas bank serta tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Kesimpulan yang diambil antara lain adalah bahwa semua variabel independent yang diteliti, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
penetapan tingkat suku bunga deposito. Sedangkan secara parsial beberapa faktor tersebut berpengaruh secara signifikan sementara faktor-faktor lain tidak mempunyai nilai signifikan dalam mempengaruhi penetapan tingkat suku bunga deposito pada bank-bank umum pemerintah dan bank-bank umum swasta nasional. Diantara faktor-faktor yang diteliti diketahui bahwa faktor SBI mempunyai pengaruh yang dominan terhadap penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan.

    2.2. Penelitian Terdahulu

Rahmat Wiranata (2005), melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum, Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kondisi eksternal dan internal  perbankan serta mengetahui risiko yang muncul akibat semakin ketatnya persaingan dikalangan perbankan. Sampel penelitian  adalah 130 bank umum yang beroperasi pada bulan Maret 2003 – Desember 2007. Hasil penelitian menyatakan bahwa NPL, LDR, CAR dan inflasi berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum. 
Wisnu Mawardi (2005) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank umum di Indonesia dengan total asset kurang dari 1 trilliun. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kondisi eksternal dan internal  perbankan serta mengetahui risiko yang muncul akibat semakin ketatnya persaingan dikalangan perbankan. Data yang digunakan yaitu data sekunder berupa laporan keuangan publikasi bank umum tahun 1998-2001. Populasi penelitian menggunakan seluruh bank umum yang beroperasi dan mempunyai total asset kurang dari 1 trilliun rupiah. Sampel menggunakan sampel bertujuan (purposive sampling) dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu (judgment sampling) sehingga didapat 56 bank yang memenuhi syarat untuk dijadikan sample. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja keuangan bank sebagai variabel bebasnya dan Efisiensi Operasi (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Current Asset Ratio (CAR) sebagai variabel babas.
Imam Syakir (1995) melakukan penelitian terhadap Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Tingkat Suku Bunga Deposito Pada Bank-Bank Umum Pemerintah dan Bank-Bank Umum Swasta Nasional Di Indonesia. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh dari beberapa faktor terhadap penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan duabelas bulan pada Bank-Bank Umum Pemerintah dan Bank-bank Umum Swasta Nasional. Dalam studi ini bank-bank yang dijadikan subyek adalah keseluruhan dari Bank-bank Umum Pemerintah dan keseluruhan dari Bank-Bank Umum Swasta Nasional di Indonesia dengan waktu pengamatan awal tahun 1989 sampai dengan tahun 1994 triwulan kedua atau dua puluh dua triwulan. Jumlah variabel yang digunakan dalam studi ini adalah sembilan variabel yang terdiri dari tingkat suku bunga deposito berjangka satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan pada Bank-Bank Umum Pemerintah dan Bank-Bank Umum Swasta Nasional, sebagai variabel tidak bebas (Y), perkembangan jumlah M2 yang beredar, tingkat inflasi, perkembangan PDB riil, tingkat LDR bank, SIBOR, perkembangan kurs US $ terhadap rupiah, tingkat likuiditas bank dan suku bunga SBI sebagai variabel-variabel bebas (X).
Pembeli getah Gaharu Hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel perkembangan jumlah M2 yang beredar, tingkat inflasi, perkembangan PDB riil, tingkat LDR bank, SIBOR, perkembangan kurs US $ terhadap rupiah, tingkat likuiditas bank dan suku bunga SBI, secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat bermakna pada taraf nyata 99% (alfa = 0,01) terhadap penetapan tingkat suku bunga deposito berjangka satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan pada Bank-Bank Umum Pemerintah dan Bank-Bank Umum Swasta Nasional di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar